Apa itu frekuensi napas normal?
Cleveland Clinic menyebutkan bahwa frekuensi napas normal pada orang dewasa adalah 12-20 napas per menit.
Frekuensi napas pada orang lanjut usia atau lansia cenderung lebih tinggi daripada orang dewasa lainnya, khususnya pada mereka yang mendapat perawatan kesehatan jangka panjang.
Pada orang lanjut usia (lansia), frekuensi pernapasan normal dapat mencapai lebih dari 28 napas per menit.
Secara garis besar, berikut ini daftar frekuensi napas normal pada bayi baru lahir hingga lansia:
- Bayi (0-1 tahun): 30-60 napas per menit
- Balita (1-3 tahun): 24-40 napas per menit
- Preschooler (3-6 tahun): 22-34 napas per menit
- Anak usia sekolah (6-12 tahun): 18-30 napas per menit
- Remaja (12-18 tahun): 12-16 napas per menit
- Dewasa (19-59 tahun): 12-20 napas per menit
- Lansia (usia 60 tahun ke atas): 28 napas per menit
Frekuensi pernapasan normal berubah seiring dengan bertambahnya usia. Seperti pada penjelasan di atas, laju pernapasan normal terus berkurang hingga seseorang mencapai usia dewasa.
Ini merupakan salah satu tanda vital yang biasanya diperiksa tenaga kesehatan saat Anda mengalami kondisis tertentu bersamaan dengan pengecekan tekanan darah, suhu tubuh, dan denyut nadi.
Apa artinya jika frekuensi pernapasan abnormal?
Laju napas di bawah 12 atau di atas 25 dalam posisi istirahat disebut abnormal atau menandakan gangguan kesehatan tertentu.
Berikut beberapa kondisi yang biasanya ditandai dengan frekuensi napas tidak normal:
1. Bradipnea
Ketika frekuensi napas lebih lambat dari batas normal, kemungkinan Anda mengalami kondisi bernama bradipnea.
Kondisi ini dapat terjadi akibat berbagai kondisi kesehatan, seperti:
- konsumsi alkohol yang berlebihan,
- gangguan pada otak,
- kondisi metabolisme yang tidak normal,
- pengaruh obat-obatan tertentu, dan
- sleep apnea.
Bradipnea dapat diatasi dengan mengobati penyebabnya sesuai dengan anjuran dokter yang merawat Anda.
2. Takipnea
Jika pernapasan terlalu cepat, Anda mungkin mengalami kondisi yang bernama takipnea.
Petugas kesehatan menggunakan istilah itu terutama ketika Anda mengalaminya akibat penyakit paru-paru atau gangguan kesehatan lainnya.
Di sisi lain, laju pernapasan Anda juga bisa lebih cepat ketika mengalami hiperventilasi.
Hiperventilasi adalah istilah untuk menggambarkan kondisi ketika Anda mengambil napas dalam-dalam dengan cepat.
Kondisi ini bisa terjadi karena penyakit paru-paru, kecemasan, atau panik.
Berikut ini daftar kemungkinan penyebab frekuensi napas lebih cepat dari batas normal:
- Asma
- Bekuan darah di arteri di paru-paru
- Tersedak
- Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) dan penyakit paru kronis lainnya
- Gagal jantung
- Infeksi pada saluran udara terkecil di paru-paru pada anak-anak (bronchiolitis)
- Pneumonia atau infeksi paru-paru lainnya
- Takipnea transien pada bayi baru lahir
- Kecemasan dan panik
- Penyakit paru-paru serius lainnya
Frekuensi napas yang lebih cepat dari batas normal perlu mendapatkan perawatan dari tenaga medis. Kondisi ini sering dianggap sebagai kondisi darurat medis (kecuali jika penyebabnya adalah kecemasan).
Jika Anda mengidap asma atau PPOK, gunakan obat inhaler seperti anjuran dokter. Meskipun begitu, Anda mungkin masih tetap memerlukan bantuan medis.
Frekuensi napas di atas atau di bawah normal pada bayi
Standford Children’s Health menyebutkan bahwa pola pernapasan bayi dapat berbeda antara satu bayi dengan yang lainnya.
Bayi mungkin bernapas dengan cepat beberapa kali, kemudian istirahat selama kurang dari sepuluh detik, lalu bernapas kembali. Tak perlu khawatir karena kondisi ini adalah hal yang normal.
Namun, ketika bayi bernapas lebih dari 60 napas per menit, ia mungkin merasa kepanasan, rewel, atau menangis. Biasanya, frekuensi napas bayi kembali normal ketika mereka sudah merasa nyaman.
Sesak Napas pada Bayi, Kenali Jenis dan Bahayanya untuk Keseha
0 Komentar